BALI|Helikopter Tour PK-WSP milik PT Whitesky Aviation alami kecelakaan dan jatuh di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (19/7/2024) siang.
Lima orang yang ada dalam helikpter, terdiri dari satu pilot Bersama 1 kru dan 3 wisatawan tersebut selamat namun mengalami luka-luka. Bahkan, ada dua korban dilaporkan mengalami luka patah tulang.
Kecelakaan ini dibenarkan Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya.
"Kalau patah tulang ada dua, yaitu dari warga negara Australia sama kru dari Bali Heli Tour itu. Tangan dan pinggang (yang patah) ya," kata Sidakarya dilansir dari TRIBUNTORAJA.COM.
Sidakarya mengatakan, saat dievakuasi, lima orang korban tersebut dalam kondisi sadar dan sudah berada di luar helikopter yang terjatuh tersebut.
"Bisa karena sedikit bisa komunikasi dengan pilotnya saja. Untuk penumpang kan lagi trauma setelah jatuh dari heli tersebut," kata dia.
Saat ini, lima korban tersebut sedang dalam penanganan medis di Ruma Sakit Siloam, Kabupaten Badung.
Dari pantauan di lapangan, lokasi helikopter itu jatuh di antara tebing yang merupakan jalan setapak yang bisa diakses dengan sepeda motor.
Kemudian, di sekitar lokasi terdapat pemukiman warga dan beberapa vila.
Ini identitas korban:
- Dedi Kurnia (L/Indonesia/pilot)
- Russel James Harris (L/Australia/penumpang)
- Eloira Decti Paskilah (P/Indonesia/penumpang)
- Chriestope Pierre Marrot Castellat (L/Australia/penumpang)
- Oki (L/Indonesia/kru).
Tiga orang penumpang dibawa ke RS Siloam dengan menggunakan ambulance.
Terlilit Tali Layang-layang
Sidakarya belum bisa menjelaskan penyebab pasti helikopter itu jatuh. Ia masih menunggu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Namun, ia mendapat laporan jika baling-baling helicopter terdapat tali layang-layang.
"Kalau kejadian helikopter (jatuh) kami tidak bisa monitor yah karena kami mendapat laporan heli itu sudah jatuh dan kita lihat secara langsung di lapangan baling-baling heli itu terlilit tali layangan," katanya di lokasi kejadian.
Pihak PT Whitesky Aviation juga telah mengirimkan tim investigasi ke lokasi kejadian jatuhnya helikopter.
Hal serupa juga dikatakan Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin.
“Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Hubud akan melakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif bahaya layangan melalui koordinasi dengan Pj Gubernur serta Kepala Daerah di wilayah Bali, agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan,” tutupnya.
Suara Dentuman
Bangkai helikopter registrasi PK-WSP yang mengalami kecelakaan dan jatuh di Suluban belum dievakuasi.
Evakuasi menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan evakuasi akan dilakukan oleh pemilik helikopter tersebut.
Helikopter tersebut jatuh di lahan milik warga yang akan dibuat akses jalan.
“Helikopter tersebut jatuh di lahan pribadi warga yang hendak dibuat akses jalan. Menurut laporan warga yang ia terima, helikopter itu terbang dalam kondisi rendah sekitar pukul 14.45 WITA,” ujar Kelian Dusun Banjar Suluban, Wayan Suartana, Jumat (19/7/2024).
Ia menambahkan, awalnya warga sekitar mendengar suara seperti patahan sebanyak dua kali, disusul suara dentuman benda jatuh yang keras.
Setelah ditelusuri, diketahui bahwa yang terjatuh adalah sebuah helikopter di lokasi sebelah tebing.
“Saya sempat tanya dengan kru heli, katanya itu heli sewa yang naik dari GWK," ungkapnya.
Sebelumnya warga menduga helikopter yang terjatuh itu ditumpangi oleh investor yang melakukan survei lahan di seputaran Pantai Suluban.
Di mana belakangan ini juga cukup banyak investor yang mengecek keberadaan lahan di kawasan Pantai Suluban dengan menggunakan helikopter.
“Setiap hari ada saja penerbangan helikopter oleh tamu asing yang mengecek lahan investasi," imbuhnya.
Sumber: TRIBUNTORAJA.COM
0 Komentar